Pulang Kerja dari Bali, Warga Jember Tewas dengan Leher Bekas Digorok

Korban saat dievakuasi di Puskesmas Silo II Jember/ist
Korban saat dievakuasi di Puskesmas Silo II Jember/ist

Seorang petani bernama Mohammad Sholeh (47) warga Dusun Krajan Desa  Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember, ditemukan dengan kondisi luka parah di rumahnya, pada Senin pagi (9/10). Korban ditemukan berlumuran darah karena bekas luka gorok di lehernya.


"Kami memperoleh informasi dari petugas piket PKM Silo II, adanya orang meninggal dunia dengan luka robek di leher yang berada di PKM Silo II, sekitar pukul 05.30 WIB," ujar Kapolsek Sempolan, AKP Muhamad Na'i dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Atas informasi itu, lanjut dia, petugas Polsek Sempolan melaksanakan pengecekan ke Puskesmas tersebut. Setelah mendapatkan identitas korban, sekitar pukul 06.00 WIB,  pihaknya mendatangi TKP, yakni rumah korban.

Dari keterangan saksi di lapangan bahwa korban belum lama pulang kerja dari Bali. Namun dia bekerja belum sampai satu bulan. Dia berangkat ke Bali pada Sabtu (2/9/2023) bekerja sebagai buruh bangunan. Namun 24 hari kemudian, pada Senin (25/9/2023) korban pulang.

"Semenjak datang dari Bali korban sering bertingkah laku kurang wajar atau tidak seperti biasanya. Saat diajak ngomong sering tidak nyambung dan sering mengeluhkan terkait kondisi penyakit mata/katarak yang dideritanya," jelas AKP Na'i.

"Selain itu sering membicarakan tentang masa depan anak kandungnya yang tengah menuntut ilmu di sekolah setingkat SMP di Harjomulyo," sambungnya.

AKP Na'i menjelaskan, sebelum peristiwa tersebut, korban masih sempat menggendong  cucunya bernama Arsa, yang baru berumur 1 tahun di luar rumah.

Selanjutnya cucunya tersebut diserahkan kepada Kamila, anak korban. Korban kemudian masuk ke kamarnya, dan Kamila menuju ke dapur membantu ibunya, Ratini masak nasi.  

"Sekira pukul 05.00 WIB, Ratini (istri korban) masuk ke kamar korban dan mendapati korban dalam kondisi bersimbah darah dan di lehernya terdapat dalam keadaan luka dan darah," katanya.

Melihat kondisi tersebut, Ratini berteriak minta tolong. Tak lama kemudian warga sekitar berdatangan tapi tidak berani masuk ke kamar korban. Namun kakak kandung korban, Bu Buhari,  memberanikan diri masuk ke TKP dan mengamankan sebilah clurit milik korban yang berada di samping korban.

"Bersama warga sekitar, Bu Buhari mengevakuasi korban menuju ke Puskesmas Silo II. Saat berada di Puskesmas Silo II korban dinyatakan sudah meninggal dunia," terangnya.

Meski demikian, pihak keluarga korban menerima bahwa kejadian tersebut sebagai musibah. Mereka juga menolak korban untuk dilakukan tindakan otopsi, dengan membuat surat pernyataan dengan mengetahui Pj Kades Pace.

Sejauh ini polisi belum memastikan apakah korban meninggal dunia karena bunuh diri atau karena perbuatan pidana. "Kami masih menyelidiki kasus ini," terangnya.

Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti sebilah buah celurit milik korban dengan panjang 50 cm, pegangan warna coklat, terdapat bercak darah korban.